Selasa, 22 Juli 2008

Cerita Bersambung part 1

Sore ini terasa sangat berbeda. Langit sangat gelap walau lampu jalan sudah berpancar terang. Pohon bergoyang begitu kencang karena di terpa angin ribut. Suara gesekan daun-daun terdengar jelas. Sepertinya akan turun hujan. Dan saya ada ditengah keramaian orang-orang yang ingin pulang ke rumahnya masing-masing. Dan saya bingung harus berbuat apa setelah menerima sms dari istri tercinta. Ingin pulang tetapi sepertinya keadaan tidak memungkin kan. Ingin ke rumah Doni, saya tidak enak. Saya sudah sering minta tolong padanya. Akhirnya saya hanya duduk di trotoar jalan yang sedang ramai oleh orang-orang yang menunggu bis kota.

Setengah jam sudah saya duduk di sini. Dan gerimis pun sudah datang. Entah aku harus kemana. Saat ku menengok ke atas melihat langit, tiba-tiba terdengar suara memanggil ku.

“ Soni!! “

Saya lalu menengok kearah datangnya suara. Ternyata dia adalah Echa. Dia adalah teman kantor ku. Walau beda bagian, tetapi dia cukup dekat dengan ku. Saya dan dia bertemu di kantor saat kami melamar pekerjaan.

“ Ngapain kamu di situ? Ayo masuk mobil ku ! “ katanya dari balik kaca mobilnya.

Aku pun menghampirinya dan duduk di sebelah kursi pengemudi.

“ Sedang apa kamu di sana tadi ? “tanya nya begitu saya selesai menggunakan sabuk pengaman.

“ Oh, saya sedang nunggu bis cha. “ jawab ku sedikit gugup.

“ Loh bukannya kamu naik bis 05 ? Tadi saya lihat bis itu berhenti di dekat mu. “

Saya tidak menjawab. Selama beberapa menit suasana hening.

“ Kamu sedang ada masalah ya? “

“ Ah gak. Gak kenapa-kenapa kok. Dirumah gak ada masalah apa-apa.” Kata ku gagap.

“ Aku gak bilang kamu ada masalah di rumah. Ayolah son, kita sudah kenal lama. Cerita lah pada ku. Siapa tahu aku bisa membantu mu. Setidaknya bisa meringankan beban kamu karena sudah bercerita. “

Saya menghela nafas panjang dan mulai bercerita padanya. “ Aku bingung cha. Ingin pulang tapi keadaan tidak memungkin kan. Kau tau kan kenapa? Kali ini sudah sangat kacau keadaannya. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku sadar, itu salah ku. Tapi itu kan dulu. Saat itu juga aku sedang emosi. Jadi semua tidak terkontrol. “

“ Lalu kamu hanya diam saja? Hanya duduk di trotoar! Itu tidak menyelesaikan masalah son ! “

“ Lalu apa yang harus aku lakukan?! Aku marah pun tidak ada gunanya! Semua sudah lalu. Menurut ku masalalu jangan di ungkit-ungkit. Masalalu itu pelajaran hidup. Yang kita pelajari supaya tidak terulang! “

“ Ok, itu memang masa lalu. Tapi kau harus mengambil sikap sebagai kepala keluaraga son! “

“ Sikap seperti apa?! “

“ Kau sayang kan dengan anak itu? Kau mau yang terbaik untuknya kan? Coba kau bicarakan baik-baik dengan anak mu itu. Dia sudah menjadi lelaki dewasa. Jadi bicaralah baik-baik dengan nya. Aku yakin kau bisa lakukan ini. “

Suasana menjadi hening. Hujan turun dengan derasnya. Saya menghela nafas panjang kembali. Dalam hati aku bertekat untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi tidak malam ini.

“ Sekarang aku antar kamu pulang. Kau harus pulang. Jagan merepotkan istri dan anak mu. Aku antar kau sampai rumah agar kau tidak melakukan hal yang tidak-tidak. Lagi pula hujan sangat deras. Pasti kamu tidak akan mendapatkan bis.“

“ Terima kasih. Kamu sudah sering membantu ku. “ kata ku. Dia hanya tersenyum manis pada ku.



Bersambung...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

awalan yg bguus tuu criitany bersambuungnya , lnjutiin nduu
hhhaah